Kantin Sekolah sebagai Lingkungan Belajar IPA yang Mendukung Kesehatan Siswa

kantin

SMK Katolik Santa Maria Pontianak – Kantin sekolah merupakan tempat bagi para siswa untuk beristirahat, membeli makanan-minuman di sekolah. Lokasinya berada di dalam lingkungan sekolah dan senantiasa  dalam pengawasan penyelenggara sekolah. Kantin sekolah akan menjadi penunjang kegiatan pendidikan manakala dapat berfungsi dengan memperhatikan aspek sanitasi dan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi (Februhartanty et al, 2018).

Kantin sekolah diharapkan menjadi tempat yang bersih dengan standar sanitasi baik serta menyediakan makanan sehat bergizi bagi semua warga sekolah terutama bagi peserta didik. Makanan yang dikonsumsi oleh para peserta didik sangat menentukan kesehatan mereka lebih lanjut serta kesiapan mereka dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Terdapat dua peran utama yang menjadikan kantin sebagai fasilitas yang sangat dibutuhkan di sekolah yaitu : 1) peran dalam konteks kesehatan warga sekolah; 2) peran dalam konteks pendidikan (Wahyuningsih et al, 2020).

Keberadaan kantin di lingkungan sekolah tentunya bukan hanya tentang berdirinya sebuah ruang atau bangunan bernama kantin yang terletak di dalam lingkungan sekolah melainkan harus memperhatikan hal penting lainnya agar dapat mewujudkan kantin sehat di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian oleh SEAMEO RECFON sebagai pusat kajian gizi regional yang bernaung dibawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) terdapat 4 pilar komponen utama yang merupakan penunjang berdirinya kantin sehat di sekolah yaitu : 1) Komitmen dan Manajemen Sekolah; 2) Sumber Daya Manusia; 3) Sarana dan Prasarana; 4) Mutu Pangan. ( Februhartanty et al, 2018).

Kantin sebagai Lingkungan Belajar IPA

IPA sebagai ilmu yang berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar makhluk hidup membutuhkan lingkungan belajar yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan mereka. Saat melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah maka lingkungan sekolah adalah sumber belajar bagi semua peserta didik agar dapat memahami materi yang disajikan sesuai perkembangan usia mereka.

Menurut Darmojo (1993) IPA adalah kumpulan pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dan isinya. Pada hakikatnya IPA dapat dipandang sebagai proses berupa upaya manusia untuk memahami gejala alam dengan tata cara yang sifatnya analitis, cermat, lengkap, serta menghubungkan gejala alam satu dengan yang lainnya, sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang obyek yang diamati. IPA dapat dipandang sebagai produk yaitu bentuk upaya manusia untuk memahami gejala alam berupa prinsip, teori, hukum, konsep maupun fakta yang semuanya ditunjukkan untuk menjelaskan berbagai gejala alam. Lingkungan belajar yang sesuai dapat membantu peserta didik memahami gejala alam serta membentuk produk IPA sesuai fakta yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Lingkungan belajar yang berada di lingkungan sekolah harus merupakan tempat bagi peserta didik untuk dapat melakukan pembelajaran aktif. Pembelajaran IPA membutuhkan keterlibatan peserta didik secara fisik dan mental dalam melaksanakan kegiatan percobaan, eksplorasi, maupun diskusi untuk belajar dari lingkungannya serta memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan alam sekitar dan diri mereka sendiri. Pembelajaran yang mereka dapatkan akan merupakan bentuk pengalaman nyata dan menjadi bermakna jika pada akhirnya langsung dirasakan dan meningkatkan kualitas hidup mereka maupun semua makhluk hidup.

Peserta didik dapat memanfaatkan seluruh lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dan sasaran belajar. Lingkungan belajar IPA seperti kantin sekolah yang sehat dan telah dipersiapkan oleh sekolah akan dapat mengembangkan aspek pedagogis. Interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan lingkungannya akan mengembangkan sikap dan keterampilan mereka sehingga memberikan mereka pengetahuan baru bagi kehidupan mereka sendiri maupun orang lain di sekitar mereka.

Kantin sekolah merupakan tempat bagi para peserta didik untuk mempelajari jenis-jenis makanan sehat, jenis pangan aman dan bergizi, sarana penerapan standar kebersihan dalam menyiapkan, mengolah, menyajikan makanan dalam kehidupan sehari-hari, Sarana pembentukan pola makan bergizi seimbang serta cara menjaga lingkungan yang bersih dan aman bagi makhluk hidup lain serta lingkungan sekitar. Pendidikan kesehatan yang juga bersentuhan dengan IPA akan menuntut peserta didik untuk mengubah sikap dan perilaku mereka dalam memilih makanan yang memiliki gizi seimbang dan bermanfaat bagi tumbuh kembang anak dan remaja di usia sekolah.

Peran Kantin bagi Kesehatan Peserta Didik

Peserta didik memiliki tanggung jawab mengikuti berbagai kegiatan di sekolah yang sangat membutuhkan energi dalam berpikir serta melakukan aktivitas fisik. Apabila peserta didik dalam keadaan sehat maka mereka dapat belajar dengan baik dan bersemangat.

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia dan kita membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidup. Namun bila dilihat hanya dari sudut pandang itu saja maka pernyataan itu akan menjadi hal yang kurang menarik, apalagi jika berhubungan dengan peserta didik dengan usia anak-anak yang biasanya lebih tertarik pada hal-hal yang menyenangkan dan menarik bagi mereka ( Sharif, 2018).

Tumbuh kembang anak sebagai peserta didik merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh sekolah sebagai tempat anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka selain lingkungan rumah. Oleh sebab itulah maka agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, peserta didik harus mengonsumsi makanan yang aman, sehat dan bergizi. Dalam hal ini sekolah berperan dalam menyediakan makanan dan minuman bermutu bagi peserta didik di lingkungannya. Peserta didik menghabiskan waktunya selama 4 hingga 8 jam di sekolah. Lamanya waktu yang dihabiskan di sekolah serta kegiatan yang padat membuat perlunya peserta didik perlu memperhatikan mutu pangan yang dikonsumsi. Pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi peserta didik selama di sekolah dapat berasal dari makanan yang dijual di kantin sekolah ( Februhartanty et al, 2018 ).

Peserta didik yang membawa bekal dari rumah maupun dibebaskan untuk membeli makanan di kantin sekolah harus mendapat perhatian pada jenis makanan yang tersedia dan akan mempengaruhi kesehatan mereka.

 

Contoh makanan berikut harus ada di menu makan siang para peserta didik :

  • Dua porsi buah dan sayuran, dengan satu porsi sayur atau salad dan satu buah
  • Dua porsi ikan seminggu, salah satunya harus berupa ikan yang mengadung lemak tak jenuh dan vitamin. Ikan adalah sumber omega 3 yang baik
  • Sejenis roti tanpa lemak atau minyak sebaiknya diberikan setiap hari
  • Air minum segar harus disediakan seperti air putih biasa, susu, jus buah dan sayuran, sari kedelai, minuman beras atau oat diperkaya dengan kalsium, dan minuman yoghurt tawar.

Contoh makanan yang tidak diperbolehkan atau dibatasi:

  • Kembang gula (biskuit dan manisan)
  • Garam
  • Bumbu seperti mayones atau saus tomat hanya boleh dimasukkan berupa sachet
  • Makanan ringan seperti keripik
  • Jenis camilan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan diperbolehkan selama tidak ada tambahan minyak, garam atau gula.
  • Kerupuk gurih dapat disajikan asalkan merupakan bagian dari makanan yang mengandung sayur-sayuran, buah-buahan atau produk susu.
  • Makanan yang digoreng dibatasi dua kali seminggu. ( Albon & Mukherji, 2008)

Kebutuhan nutrisi peserta didik yang termasuk dalam usia anak-anak serta remaja dapat digambarkan dalam piramida berikut ini :

 

Kantin memiliki peran penting dalam menyediakan pangan yang sehat bagi warga sekolah serta memiliki posisi strategis di posisi suplai maupun demand (permintaan). Di posisi suplai, kantin berperan memenuhi kebutuhan makanan/minuman yang aman, sehat dan bergizi bagi warga sekolah sehingga kantin dapat menjadi media praktik bagi warga sekolah untuk menerapkan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. Sedangkan di posisi demand (permintaan), kantin sekolah dapat menjadi sarana pembelajaran untuk meningkatkan literasi gizi para peserta didik dan juga warga sekolah lainnya.  Peran kantin sekolah sebagai penyedia makanan minuman bagi warga sekolah diharapkan dapat berperan besar dalam menjaga kesehatan para peserta didik serta warga sekolah lainnya, khususnya dari kemungkinan munculnya penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan lainnya. Penyakit tidak menular dapat dicegah salah satunya dengan cara mengendalikan asupan gula, garam, dan lemak/minyak setiap harinya ( Februhartanty et al, 2018 ).

Pedoman Jajanan Anak Sekolah ( PJAS ) bagi Peserta Didik

PJAS yang sesuai adalah PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi serta disukai oleh peserta didik tetapi harus tetap memperhatikan gizi seimbang. Berikut beberapa tips memilih PJAS yang sesuai:

  • Kenali dan pilih pangan yang aman; Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari bahaya biologis, kimia, dan benda lain. Pilih pangan yang bersih, telah dimasak, tidak bau tengik, dan tidak berbau asam.
  • Jaga kebersihan; Cuci tangan pakai sabun menjadi hal mutlak sebelum mengkonsumsi sesuatu, karena bisa jadi tangan kita meski terlihat bersih namun menjadi sarang kuman yang tidak terlihat.
  • Baca label kemasan dengan seksama; Sebelum mengonsumsi makanan dalam kemasan, biasakan baca label dengan seksama. Perhatikan komposisi hingga informasi nilai gizi, serta tanggal kadaluarasanya. Sementara itu, untuk pangan tidak berlabel pastikan dalam kondisi baik.
  • Perhatikan warna, rasa, dan aroma; Hindari makanan dan minuman yang berwarna mencolok, rasa yang terlalu asin, manis, asam dan jauhi makanan dengan aroma yang tengik.
  • Batasi konsumsi pangan cepat saji; Fast Food atau makanan cepat saji memang sangat menggugah selera, namun jika terlalu sering dikonsumsi dapat menjadi pencetus obesitas. Selain itu, makanan ini juga biasanya tinggi garam dan lemak serta rendah serat.
  • Batasi makanan ringan; Seperti halnya fast food, makanan ini juga umumnya tinggi garam dan lemak, serta rendah serat, bahkan biasanya juga memiliki nilai gizi yang rendah.
  • Perbanyak konsumsi makanan berserat; Makanan berserat bersumber dari sayur dan buah, menu makanan seperti gado-gado, karedok, urap, dan pecel adalah contoh menu makanan berserat (Wahyuningsih et al, 2020 ).

Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Bagi Pengelola Kantin:

  1. Makanan dan minuman yang disajikan harus dibatasi bagi jenis makanan yang mengandung pengawet, pewarna, pengenyal, perasa, dan pemanis buatan.
  2. Makanan dan minuman, diolah, dan disajikan dengan higienis karena semua penjamah makanan ( penjaga makanan) diwajibkan mengunakan perlengkapan saat pengolahan dan penyajian, seperti: celemek, penutup kepala, dan peralatan lain seperti sarung tangan, sendok ataupun penjepit makanan.
  3. Makanan/minuman disimpan di lemari kaca/etalase tertutup untuk mengindari debu ataupun lalat.

Kantin sekolah yang sehat sebagai lingkungan belajar IPA harus merupakan tempat para peserta didik untuk belajar jenis-jenis makanan sehat dengan gizi seimbang dan disajikan dengan cara yang tepat. Pengelolaan kantin yang baik harus dapat menjaga keseimbangan lingkungan sekitar kantin dengan pembuangan limbah hasil pengolahan makanan ataupun sampah yang dihasilkan dengan tepat dan menghindari pencemaran lingkungan.

*)Carolina Evelyn, S.Si.,M.Pd