SMK Katolik Santa Maria Pontianak- Hallo Teacher’s, menjadi seorang pendidik yang sukses dalam mendidik siswa tentunya menjadi impian kita semua, melihat kesuksesan siswa dalam belajar dan memahami pelajaran yang kita sampaikan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi guru. Tapi tidak jarang masih bayak kita temui di kelas bayak siswa yang kurang memberikan perhatian penuh saat belajar, sehingga informasi yang kita sampaikan di kelas tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Nah, pada artikel ini kita akan membahas kiat dalam mendapatkan perhatian dari siswa saat mengajar dikelas berdasarkan wawasan dari ilmu saraf tentang sistem perolehan perhatian di otak. Dengan memahami proses ini dapat memberi teacher’s informasi tentang teknik spesifik yang dapat kita terapkan untuk menarik perhatian siswa saat mengajar di kelas.
Dikutip dari artikel Judy Willis, Jay McTighe pada (18/1/2024) yang berjudul 6 Ways to Capture Students’ Attention pada laman www.edutopia.org. Otak berevolusi untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Setiap detik, jutaan informasi sensorik dari reseptor mata, telinga, organ dalam, kulit, dan otot menuju ke gerbang masuk perhatian otak, namun hanya sekitar 1 persen yang masuk ke kesadaran.
Sistem yang menentukan apa yang masuk yaitu, apa yang diperhatikan otak adalah sistem pengaktifan reticular (RAS). RAS adalah Jaringan sel primitif di batang otak bagian bawah, yang harus dilewati semua masukan sensorik untuk mencapai wilayah otak yang lebih tinggi, pada dasarnya sama pada kucing, anjing, dan manusia.
Jadi bisa dikatankan bahwa RAS menjadi kunci dari gerbang perhatian. Melalui RAS: Setiap sumber bahaya yang dirasakan akan diprioritaskan. Namun, jika tidak ada ancaman, perhatian diarahkan pada perubahan apa pun. Jadi RAS bertugas untuk mengatasi ancaman dan perubahan yang dirasakan.
Jika siswa merasa tidak aman secara fisik dan psikologis di sekolah atau ruang kelas, mereka cenderung tidak memusatkan perhatian pada pelajaran. Sebaliknya, ketika tidak ada ancaman yang dirasakan, otak kita secara khusus menerima hal-hal baru, rasa ingin tahu, atau tidak terduga.
Di kelas, otak siswa selalu memperhatikan, hanya saja tidak selalu pada topik yang kita ajarkan! Ketika siswa tidak memperhatikan pelajaran, RAS tidak memberikan prioritas pada suara atau kata-kata guru, namun lebih cendrung mengalihkan pada pemandangan, perasaan, dan pikiran lain yang lebih menarik atau mengganggu.
Untuk memanfaatkan selektivitas otak, berikut enam alat pengambil perhatian praktis dan terbukti yang dapat kita gunakan saat mengajar di kelas. Dikutip dari laman www.edutopia.org
Pertama, Berikan kejutan ke siswa
Karena otak tertarik pada hal-hal baru, lakukan sesuatu yang tidak biasa atau tidak terduga untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan membuka filter perhatian RAS.
Contoh: Mengenakan sesuatu yang unik, membawa benda yang tidak biasa, atau memutar lagu ketika siswa memasuki ruangan untuk meningkatkan rasa ingin tahu, sehingga fokus. Beritahukan kepada siswa bahwa ada kaitan antara pakaian kita, benda, atau lirik dalam lagu dan sesuatu dalam pelajaran yang sedang kita laksanakan. Ajaklah mereka untuk menebak apa itu.
Pada awal satuan bilangan negatif, atau dalam bahasa past tense, guru dapat memasuki ruangan dengan berjalan mundur lalu meminta siswa menebak alasannya.
Kedua, Menyajikan fakta aneh, Anomali, atau Kejadian yang tidak sesuai
Otak pada dasarnya adalah organ pembuat pola. Membangun pola memungkinkan manusia memahami dunia. Namun, ketika pola yang sudah ada atau yang diharapkan dipatahkan, otak segera terangsang untuk mencari tahu.
Contoh: Seorang guru sains meledakkan sebuah balon, dengan ujungnya tusuk sate kayu yang diasah kemudian balon tersebut pecah. Lalu berlahan guru menusuk lagi pada sisi yang berlawanan balon dengan tusuk sate yang sama tetapi balon tersebut tidak pecah. Para siswa terheran-heran karena guru tersebut menusukkan tusuk sate ke sisi berlawanan dari balon tanpa memecahkannya. Siswa terpaku dan ingin melihat demonstrasi lagi!
Contoh lain dapat disaksikan pada tayangan video ini:
Ketiga, Mengundang Prediksi Siswa
Kemampuan untuk membuat prediksi yang tepat sangat penting untuk kelangsungan hidup, dan otak menghargai keberhasilan prediksi melalui pelepasan dopamin, zat kimia yang merangsang kesenangan.
Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat prediksi tentang hubungan masukan sensorik rasa ingin tahu atau hal baru lainnya terhadap pembelajaran. Ketika hal ini terjadi, siswa akan mencari informasi untuk membantu mereka membuat prediksi yang benar dan tetap memperhatikan saat otak mereka berusaha mencari tahu apakah prediksi mereka benar.
Contoh: Dalam pelajaran IPA untuk siswa kelas satu, mintalah anak memprediksi benda mana yang akan mengapung dan benda mana yang akan tenggelam dalam bak berisi air. Seorang guru psikologi sekolah menengah dapat meminta siswanya untuk memprediksi hasil survei siswa di seluruh sekolah. Dalam kedua kasus tersebut, siswa terlibat dan bersemangat untuk mengetahui apakah prediksi mereka benar.
Contohnya dapat disaksikan apda video dibawah ini:
Keempat, Ajukan Pertanyaan Provokatif (hook)
Pertanyaan yang merangsang dapat menjadi “gatal” di otak siswa sehingga ingin digaruk.
Bisakah apa yang Anda makan mencegah jerawat? Apakah kentut mengandung DNA? Apakah penuaan merupakan suatu penyakit? Kekuatan super apa yang kamu inginkan?
Pertanyaan hook terbaik adalah bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang pemikiran dan diskusi serta membuka pintu bagi eksplorasi lebih lanjut. Berikan siswa waktu berpikir tenang dalam jumlah yang wajar sebelum mereka menjawab. Mintalah mereka menulis singkat tentang pemikiran mereka dan/atau terlibat dalam diskusi berpasangan dengan siswa lain. Setelah keterlibatan pribadi ini, siswa cenderung lebih memperhatikan pengajaran Anda mengenai topik terkait.
Kelima, Kutipan kejadian atau masalah terkini yang relevan kepada siswa
Siswa sering kali memiliki pendapat tentang peristiwa terkini atau isu kontroversial di sekolah, kota, dll., dan hal ini dapat digunakan untuk memicu keterlibatan mereka.
Contoh: Untuk unit penulisan persuasif, seorang guru sekolah menengah menunjukkan artikel surat kabar tentang proposal dewan sekolah di distrik lain yang mengharuskan siswanya mengenakan seragam tertentu. Siswa kemudian mendiskusikan pro dan kontra, menyatakan posisi mereka, dan bahkan bertukar sisi untuk mencoba lebih memahami perspektif yang berbeda dan mengembangkan sanggahan, semuanya sebagai pembuka pada unit persuasi.
Terakhir, Gunakan Humor
Humor dijamin merupakan penambah dopamin dan dapat menarik perhatian.
Contoh: Seorang guru matematika kelas enam memulai pelajaran rasio dan proporsi dengan menampilkan karikatur lucu selebriti. Dia meminta siswa untuk menjelaskan mengapa gambar-gambar itu lucu, dan mereka memperhatikan bahwa berbagai ciri fisik (misalnya mata, hidung, telinga, kepala) dari karakter tersebut sangat dilebih-lebihkan. Kemudian, guru menunjukkan Vitruvian Man karya da Vinci untuk mengilustrasikan proporsi tubuh manusia yang diidealkan.
Judy Willis dan Jay McTighe dalam mengakhiri tulisannya menyarankan guru untuk merotasi teknik menarik perhatian ini agar tidak dapat diprediksi oleh siswa.
Maksud dari penggunaan teknik yang dijelaskan di atas adalah untuk menarik perhatian siswa, namun tujuannya bukan sekedar untuk mendapatkan perhatian langsung pada saat itu.
Tujuan jangka panjangnya adalah mempertahankan perhatian tersebut dari waktu ke waktu. Ada banyak cara untuk memanfaatkan perhatian awal dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif, termasuk penggunaan tugas dan proyek otentik, instruksi berorientasi inkuiri, pembelajaran kooperatif, seminar Socrates, simulasi dan permainan peran, di mana siswa dapat menciptakan produk nyata.
Nah, sekian kiat menarik dalam mendapatkan perhatian siswa di kelas yang dapat kita coba, selamat mencoba ya.
*)Iwan Susanto
1 thought on “Dapatkan Perhatian Siswa di Kelas Dengan Enam Hal Ini”
Student wellbeing…bisa dimulai dari inovasi dan kreativitas pembelajaran yang unik
Comments are closed.